Perbedaan Pintu Tahan Api SNI dan Non-SNI: Mana yang Lebih Aman

Bandung — Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat dan pengelola gedung terhadap keselamatan bangunan semakin meningkat. Salah satu elemen keselamatan yang kini menjadi perhatian utama adalah pintu tahan api atau fire door. Pintu ini menjadi garis pertahanan pertama ketika terjadi kebakaran, mencegah api dan asap merambat ke area lain sehingga penghuni gedung memiliki waktu lebih panjang untuk menyelamatkan diri. Namun di pasaran, terdapat dua jenis pintu tahan api yang sering dibandingkan, yaitu pintu tahan api dengan standar SNI dan pintu tahan api non-SNI. Pertanyaannya, apa perbedaan keduanya dan mana yang lebih aman?
Artikel ini akan membahasnya secara lengkap dan mudah dipahami, sekaligus menjelaskan bagaimana CV Djaya Cipta Pratama, bersama bengkel fabrikasi Djaya Las, menjadi salah satu penyedia pintu tahan api terpercaya untuk berbagai kebutuhan proyek di Indonesia.
Apa Itu Pintu Tahan Api?
Pintu tahan api adalah pintu yang dirancang khusus untuk menahan penyebaran api dan asap selama periode tertentu, umumnya 30 menit, 60 menit, 90 menit, hingga 120 menit. Pintu ini dibuat dari material yang tahan panas, biasanya menggunakan kombinasi:
-
Plat baja
-
Honeycomb atau rockwool sebagai insulasi
-
Seal khusus tahan panas
-
Engsel heavy-duty
-
Door closer otomatis
Tujuannya sederhana namun sangat penting: membeli waktu agar penghuni bisa keluar dengan aman dan petugas pemadam bisa tiba sebelum api menyebar ke seluruh bangunan.
Standar SNI pada Pintu Tahan Api
Di Indonesia, pintu tahan api yang resmi harus mengikuti standar SNI 03-1735 atau standar terkait keselamatan bangunan lainnya. SNI ini memastikan pintu telah melalui pengujian ketat seperti:
-
Pengujian ketahanan api pada suhu ekstrem
-
Pengujian ketahanan asap
-
Pengujian kekuatan struktur pintu
-
Pengujian kemampuan menutup otomatis setelah terbuka
Dengan standar SNI, kualitas pintu tahan api akan lebih terjamin karena setiap komponen diuji sesuai pedoman keselamatan nasional.
Perbedaan Pintu Tahan Api SNI vs Non-SNI
Berikut perbandingan yang paling sering ditanyakan oleh kontraktor, pengelola gedung, maupun pemilik bangunan:
1. Sertifikasi & Pengujian
| Jenis Pintu | Sertifikasi | Pengujian |
|---|---|---|
| SNI | Wajib memiliki sertifikat resmi | Telah lolos uji laboratorium |
| Non-SNI | Tidak memiliki sertifikat | Tidak melalui proses pengujian resmi |
Pintu non-SNI mungkin tampak serupa, tetapi tidak ada jaminan performanya saat terjadi kebakaran.
2. Ketebalan & Material
Pintu SNI menggunakan material dengan standar tertentu, termasuk ketebalan plat dan jenis insulasi yang harus tahan panas.
Pintu non-SNI sering dibuat dengan material lebih tipis, insulasi seadanya, atau bahkan tidak menggunakan insulasi seperti yang dipersyaratkan.
3. Ketahanan Waktu terhadap Api
Pintu SNI harus mampu menahan api sesuai rating: 60–120 menit.
Pintu non-SNI tidak memiliki rating pasti, sehingga kemampuan menahan panas tidak dapat diprediksi.
4. Keamanan Penghuni Gedung
Pintu SNI memberikan perlindungan maksimal.
Pintu non-SNI hanya mengandalkan konstruksi dasar tanpa jaminan performa saat kebakaran.
5. Kepatuhan Regulasi Gedung
Bangunan komersial seperti hotel, apartemen, mall, dan pabrik wajib menggunakan pintu tahan api SNI untuk mendapatkan izin operasional.
Pintu non-SNI tidak memenuhi standar keselamatan berkala dari pihak pemerintah maupun pemadam kebakaran.
6. Nilai Investasi
Pintu SNI memang sedikit lebih mahal karena pengujian dan materialnya berkualitas. Namun nilai investasinya jauh lebih baik, mengingat dampaknya bisa menyelamatkan ratusan nyawa dan ratusan juta kerugian aset.
Pintu non-SNI lebih murah, tetapi berisiko besar dalam jangka panjang.
Baca Juga : Pintu Inspeksi (Inspection Door)
Baca Juga : Mengapa Pengecatan Spray Duco di Djaya Las Lebih Halus dan Mengkilap?
Baca Juga : Atap Kanopi Kaca Tempered Anti Panas – Rumah Lebih Terang & Elegan
Mana yang Lebih Aman? Jawabannya Jelas: Pintu Tahan Api SNI
Dari hasil perbandingan tersebut, pintu tahan api SNI unggul dalam segala aspek—mulai dari konstruksi, ketahanan, hingga keselamatan penghuni. Penggunaan pintu non-SNI sebaiknya hanya dipilih untuk area non-critical dan bukan sebagai pintu darurat atau pintu area berisiko tinggi.
Keselamatan tidak bisa dikompromikan. Terutama pada bangunan publik atau hunian bertingkat, penggunaan pintu standar SNI adalah keputusan yang paling tepat dan aman.
CV Djaya Cipta Pratama: Penyedia Pintu Tahan Api Tersertifikasi
Dalam memenuhi kebutuhan pintu tahan api yang benar-benar aman dan terpercaya, CV Djaya Cipta Pratama hadir sebagai salah satu produsen dan pemasang pintu tahan api yang memenuhi standar industri. Didukung oleh bengkel fabrikasi profesional Djaya Las, perusahaan ini telah menangani berbagai proyek gedung bertingkat, pabrik, warehouse, hotel, apartemen, dan fasilitas publik.
Berikut keunggulan produk dan layanan mereka:
1. Memproduksi Pintu Tahan Api Model SNI
Menggunakan bahan baja berkualitas, insulasi rockwool, fire seal, dan aksesoris sesuai standar keselamatan.
2. Ketebalan dan Ukuran Bisa Custom
Tidak semua proyek menggunakan ukuran standar, karenanya CV Djaya Cipta Pratama menerima pembuatan custom untuk semua kebutuhan konstruksi.
3. Instalasi oleh Teknisi Berpengalaman
Pemasangan dilakukan oleh tim Djaya Las, memastikan pintu terpasang presisi, rapat, dan berfungsi maksimal.
4. Finishing Powder Coating
Membuat pintu tampil rapi, anti karat, dan tahan lama.
5. Konsultasi Gratis
Tim siap memberikan rekomendasi terbaik untuk memastikan setiap proyek memenuhi standar keselamatan kebakaran.
Bahaya Menggunakan Pintu Tahan Api Non-SNI
Banyak pemilik bangunan memilih pintu non-SNI karena lebih murah. Namun, konsekuensi yang mungkin terjadi jauh lebih besar, di antaranya:
-
Api lebih cepat menyebar ke lantai lain
-
Asap beracun masuk ke koridor dan tangga darurat
-
Penghuni kesulitan menyelamatkan diri
-
Kerugian materi meningkat drastis
-
Bangunan bisa gagal mendapatkan izin operasional
-
Risiko tuntutan hukum jika terjadi kecelakaan
Tanpa pengujian, pintu non-SNI tidak dapat dipastikan mampu bekerja pada kondisi kebakaran.
Fire Door SNI: Investasi Kecil untuk Perlindungan Besar
Bagi pemilik bangunan, menggunakan pintu tahan api yang benar-benar tersertifikasi merupakan investasi penting. Pintu ini bukan hanya bagian dari regulasi, tetapi juga instrumen untuk melindungi penghuni, pengunjung, dan aset gedung.
Harga sedikit lebih tinggi bukanlah masalah jika dibandingkan dengan manfaatnya: keselamatan, kepatuhan regulasi, dan pengurangan risiko bencana.
FAQ – Perbedaan Pintu Tahan Api SNI dan Non-SNI
1. Apa itu pintu tahan api SNI?
Pintu tahan api SNI adalah pintu yang telah melalui uji standar nasional Indonesia (SNI 03-1736 atau SNI terkait proteksi kebakaran lainnya). Pintu ini diuji ketahanan terhadap panas, api, tekanan, dan durasi waktu tertentu (misalnya 60, 90, atau 120 menit).
2. Apa itu pintu tahan api Non-SNI?
Pintu tahan api non-SNI adalah pintu yang dibuat menggunakan material tahan panas, tetapi belum atau tidak melalui proses uji resmi sesuai standar SNI. Meski ada yang berkualitas, tidak semua memiliki jaminan performa saat terjadi kebakaran.
3. Apa perbedaan utama antara pintu SNI dan non-SNI?
Perbedaannya ada pada uji kualitas, sertifikasi, bahan, konstruksi, dan akurasi ketahanan terhadap api.
-
Pintu SNI sudah terbukti secara resmi
-
Pintu non-SNI masih mengandalkan klaim pabrik tanpa pembuktian standar
4. Apakah pintu tahan api SNI lebih aman?
Ya. Karena sudah diuji langsung di laboratorium kebakaran sehingga performanya terpercaya untuk melindungi jalur evakuasi, ruang panel, ruang genset, dan area vital gedung.
5. Berapa lama ketahanan pintu tahan api SNI?
Umumnya tersedia dalam rating:
-
60 menit
-
90 menit
-
120 menit
Tergantung kebutuhan proyek dan peraturan bangunan.
6. Apakah pintu tahan api non-SNI tidak boleh digunakan?
Boleh digunakan, tetapi untuk area yang tidak kritis. Namun untuk gedung komersial, fasilitas publik, apartemen, mall, kantor, dan industri, penggunaan pintu SNI sangat dianjurkan karena berkaitan dengan keselamatan banyak orang.
7. Apakah semua proyek wajib menggunakan pintu tahan api SNI?
Sebagian besar proyek gedung bertingkat dan fasilitas umum diwajibkan menggunakan pintu tahan api SNI sesuai standar keselamatan dan syarat IMB/PBG.
8. Apa saja material yang digunakan pada pintu tahan api SNI?
-
Plat baja tebal
-
Rangka besi berkualitas
-
Insulasi tahan panas (rockwool / fireboard)
-
Engsel heavy duty fire-rated
-
Handel tahan panas
-
Karet peredam asap (smoke seal)
9. Apakah pintu tahan api SNI lebih mahal?
Ya, sedikit lebih mahal dibanding non-SNI karena melalui proses uji dan menggunakan material berstandar tinggi. Namun investasi ini jauh lebih aman dan mengurangi risiko kerugian besar saat kebakaran.
10. Apakah pintu tahan api non-SNI bisa dibuat kuat dan tebal?
Bisa, tetapi tanpa sertifikasi uji, tidak ada jaminan durasi ketahanannya terhadap api.
Baca Juga : Daftar Peralatan Wajib pada Fire Door untuk Keamanan Gedung
Baca Juga : Pintu Emergency Tahan Api Saat Detik Menentukan, Keamanan Harus Diutamakan!
Baca Juga : Jual Pintu Konstruksi Baja Berkualitas Harga Pabrik
11. Apakah CV Djaya Cipta Pratama menyediakan pintu tahan api SNI dan non-SNI?
Ya. Tersedia kedua jenis:
-
Fire door SNI untuk kebutuhan standar proyek besar
-
Fire door non-SNI untuk kebutuhan budget lebih hemat
Semua diproduksi dengan kualitas bengkel profesional Djaya Las.
12. Apakah bisa custom ukuran dan desain?
Bisa. Bentuk, ketebalan, bahan, warna powder coating, bahkan jenis aksesoris bisa dibuat sesuai kebutuhan bangunan.
13. Apakah tersedia layanan instalasi?
Ya. Pemasangan dilakukan oleh tim teknisi berpengalaman dari Djaya Las agar pintu presisi, rapat, dan berfungsi optimal saat kondisi darurat.
14. Bagaimana cara membedakan pintu tahan api yang benar-benar SNI?
Pastikan:
-
Ada sertifikat uji resmi
-
Terdapat label rating ketahanan (60, 90, 120 menit)
-
Menggunakan aksesoris khusus fire-rated
-
Struktur pintu terasa solid dan berat
CV Djaya Cipta Pratama menyediakan dokumen lengkap untuk kebutuhan proyek.
15. Apakah pintu tahan api perlu perawatan khusus?
Ya. Disarankan pemeriksaan berkala 6–12 bulan, seperti:
-
Mengecek engsel
-
Memastikan smoke seal tidak rusak
-
Menguji fungsi closer
-
Membersihkan permukaan pintu
16. Berapa lama waktu produksi fire door di CV Djaya Cipta Pratama?
Waktu produksi rata-rata:
-
Non-SNI: 5–7 hari
-
SNI: 10–14 hari (menyesuaikan dokumen & kebutuhan proyek)
17. Bisakah pintu tahan api dipasang di rumah tinggal?
Bisa. Banyak digunakan pada area:
-
Akses ke garasi
-
Akses ke dapur
-
Ruang panel listrik rumah
Memberikan perlindungan ekstra terhadap risiko kebakaran.
18. Siapa yang cocok menggunakan pintu tahan api SNI?
-
Mall
-
Apartemen
-
Kantor
-
Rumah sakit
-
Pabrik
-
Gudang industri
-
Bangunan bertingkat
19. Apakah pintu tahan api dapat mengurangi asap?
Ya, khususnya jika dilengkapi smoke seal, yang menahan masuknya asap ke jalur evakuasi.
20. Bagaimana cara memesan pintu tahan api dari CV Djaya Cipta Pratama?
Cukup sampaikan:
-
Ukuran pintu
-
Rating waktu (jika membutuhkan SNI)
-
Lokasi pemasangan
-
Jenis finishing
Tim akan memberikan penawaran harga, survei lokasi, produksi, dan instalasi lengkap.
HUBUNGI SEKARANG !
CV DJAYA CIPTA PRATAMA & DJAYA LAS
-
Perusahaan: CV Djaya Cipta Pratama
-
Alamat Kantor: Jl. Raya Cimindi No. 200-202 Kota Bandung
-
Nama Bengkel Las: Djaya Las
-
Alamat Workshop: Jl. Gn. Batu No. 133 Sukaraja, Kec. Cicendo Kota Bandung 40175
-
WhatsApp: - 0877-2248-6638
- 0896-5266-5915
- 0838-2008-0508 -
Instagram: @pintugarasi_bagus
-
Website: www.djayaciptapratama.com
Kesimpulan: Pilih Pintu Tahan Api SNI untuk Keamanan Maksimal
Perbedaan antara pintu tahan api SNI dan non-SNI sangat jelas. Pintu SNI memberikan keamanan terbaik, telah teruji, dan diakui oleh instansi terkait. Sementara pintu non-SNI hanya sekadar pintu dengan konstruksi dasar tanpa jaminan keselamatan.
Untuk itu, pemilihan produsen dan instalator yang tepat menjadi hal penting. CV Djaya Cipta Pratama bersama Djaya Las memberikan solusi lengkap mulai dari produksi, finishing, hingga instalasi pintu tahan api berkualitas, aman, dan sesuai standar SNI.
Jika keselamatan adalah prioritas, maka jawabannya hanya satu: gunakan pintu tahan api SNI.




1.png)


1.png)



